Slider

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

Recent Tube

POLITIK

NASIONAL

DUNIA

DAERAH

Sports

GALLERY

polis di itangkap polis

Prorakyat Jawa Barat 
Kompol Yuni Kapolsek Astana Anyar Ditangkap di Hotel Bersama Anak Buahnya, Kapolda: Bisa Dipecat
Yuni Kusuma Dewi kini menjabat sebagai Kapolsek Astanaanyar Kota Bandung, ditangkap Propam karena narkoba di sebuah hotel di Bandung.

Kapolsek Astana Anyar dan belasan oknum anggota Polri diamankan petugas propam gabungan dari Mabes Polri dan Polda Jabar pada Selasa (16/2/2021) di sebuah hotel di Kota Bandung.

Saat ini, Kapolsek yang dijabat perwira berpangkat Komisaris Polisi atau Kompol bersama belasan anggota lainnya sedang diperiksa Propam gabungan.

Informasi yang dihimpun, propam mengamankan barang bukti sabu seberat tujuh gram.

"Total ada 12 (anggota). Termasuk kapolseknya. Sekarang sedang diamankan Propam Polda Jabar," ujar Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago di Mapolda Jabar, Rabu (17/2/2021).

Mereka yang diamankan sempat dites urin dan hasilnya positif menggunakan narkoba jenis sabu.

"Barang bukti tidak ada. Tapi, ada satu kasus yang ditangani oleh Direktorat Reserse Narkoba Polda Jabar yang satu kasus awalnya, itu memang ada barang buktinya. Tapi yang di polsek itu tidak ada dan kebetulan ada beberapa orang yang positif setelah dicek urinnya, ini yang akan didalami," ucap Erdi.

Erdi menyampaikan amanat Kapolda Jabar Irjen Achmad Dofiri soal ketegasan pimpinan jika ada anggotanya yang melakukan pelanggaran hingga tindak pidana.

"Pimpinan berkomitmen, siapapun yang melanggar terutama masalah narkoba akan ditindak dengan tegas dan sangat keras," ucap Erdi.

Kapolsek Astana Anyar sendiri dijabat Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi. Dalam penangkapan itu, selain Kapolsek, ada satu perwira di Polsek yang turut diamankan.

"Mereka yang terlibat ancaman sanksinya penurunan pangkat hingga bisa dipecat," ucapnya.

Ia memastikan pelayanan publik di Polsek Astana Anyar seperti pembuatan SKCK masih berjalan.

"Masih berjalan karena roda organisasi harus terus berjalan, sistem sudah berjalan walaupun ada yang tidak hadir, sakit dan sebagainya, nah pelayanan tetap berjalan kan ada wakil dan personel lainnya," ujar Erdi.

Hasil Test Urine

Belasan oknum anggota Polsek Astana Anyar dikabarkan diamankan Propam Polda Jabar di salah satu hotel di Kota Bandung, Selasa (16/2/2021) karena dugaan penggunaan narkoba.

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago membenarkan informasi yang beredar tersebut.

"Yang jelas emang ada anggota Polsek Astana Anyar yang diamankan terkait diduga menyalahgunakan narkoba," ujar Erdi di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta Bandung, Rabu (17/2/2021).

Ia mengatakan, penangkapan itu bermula dari pengaduan masyarakat yang disampaikan ke Propam Mabes Polri.

"Kemudian Propam Mabes Polri menyampaikan ke Propam Polda Jabar. Seketika petugas gabungan bergerak menuju Polsek Astana Anyar untuk mencari beberapa orang yang sudah dicurigai," ujar Erdi.

Dari penangkapan itu, propam kemudian melakukan tes urin pada mereka yang dicurigai dan hasilnya positif urin.

"Totalnya ada 12 anggota yang diamankan termasuk Kapolsek Astana Anyar," ucap Erdi. Adapun saat ini, terhadap mereka yang diamankan saat ini petugas masih memeriksa mereka.

Tribun menelusuri polisi yang saat ini menjabat sebagai Kapolsek Astanaanyar. Ternyata jabatan itu dipegang oleh Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi SH MH.

Saat menjabat sebagai Kapolsek Bojongloa Kidul, wartawan Tribun Jabar Daniel Andreand Damanikpernah mewawancarainya untuk profil.

Berikut profil Kompol Yuni:

Wanita tangguh yang berprofesi sebagai anggota Polri di Polsek Bojongloa Kidul, Kota Bandung ini sudah cukup lama menjalani peran ganda sebagai sosok ayah dan ibu.

Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi, wanita cantik itu kini mengemban tugas sebagai Kapolsek Bojongloa Kidul, Kota Bandung.

Yuni merupakan satu dari dua wanita yang mendapat kehormatan menjadi Kapolsek di jajaran Polrestabes Bandung.

"Saya punya dua orang anak, keduanya saat ini sudah kuliah. Saya membesarkan kedua itu sendiri dan tidak merasakan kesulitan," kata Kompol Yuni kepada Tribun Jabar di Mapolrestabes Bandung, Jumat (22/12/2017).

Yuni mengaku tidak kesulitan membesarkan kedua anaknya karena sejak kecil mereka sudah paham ibunya adalah seorang pekerja keras.

"Anak-anak sudah paham pekerjaan saya, yang penting perhatian dan komunikasi harus tetap dijaga dengan anak-anak. Itulah hebatnya peranan seorang ibu," kata Yuni.

Yuni pun sangat menghormati peranan seorang ibu, terlebih ia sudah menjadi seorang ibu dari dua orang anak.

Menurut Yuni yang seorang single parent ini, sosok ibu di tengah-tengah masyarakat sudah berubah menjadi lebih baik.

Jika seorang ibu bekerja di kantor, maka harus bisa membagi waktu.

Saat berada di rumah, menurut Yuni, ia harus bisa menjadi sosok ibu yang seutuhnya mengerjakan pekerjaan di rumah dan mengatasi permasalahan keluarga.

"Luar biasa dan salutlah, kita seharusnya mengacungkan jempol kepada ibu sebagai satu wujud hormat kita," kata Yuni

Dalam sejarah Indonesia, kata Yuni, tokoh wanita dan peranan ibu sangat besar, ibu adalah segalanya.

Menurut Yuni, tanpa peranan wanita dan ibu di masa lampau, peranan wanita tidak bisa seperti saat ini.

Untuk menghormati peran dan jasa kaum ibu pula, setiap tanggal 22 Desember Pemerintah RI menetapkan sebagai Hari Ibu Nasional.

Tanggal ini dipilih bertepatan dengan tahun pembukaan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama, pada 22 hingga 25 Desember 1928.

Polwan Berprestasi

Jawa Barat punya polwan-polwan jempolan yang piawai mengungkap kasus kejahatan, termasuk peredaran narkoba.

Satu di antaranya adalah Kompol Yuni Purwanti yang beberapa waktu lalu mengungkap kasus peredaran kokain di Bogor.

Kanit 3 Sub Dit 2 Dit Narkoba Polda Jabar, Kompol Yuni Purwanti bersama sejumlah personel jajaran Polda Jabar, berhasil menangkap dua orang pelaku yang membawa narkotika jenis kokaina atau kokain di Kabupaten Bogor, Sabtu (30/3/2019).

Kompol Yuni mengatakan, bahwa untuk menangkap kedua pelaku tersebut digunakan metode undercover atau menyamar selama tiga hari dari daerah Cengkareng hingga Kabupaten Bogor.

"Kami mengintai selama tiga hari dan akhirnya berhasil menangkap dua orang berinisial AS dan YA. Kami membuat janji dengan pelaku untuk membeli kokain tersebut. Kami pancing dengan cara kami sendiri dan mereka sama sekali tidak tahu bahwa kami polisi," kata Kompol Yuni, Selasa (09/4/2019).

Ia kemudian mengatakan kronologis penangkapan yang dilakukan oleh polisi. Ia menjadi satu-satunya polwan dalam penyamaran tersebut.

Menurutnya, pada 30 Maret 2019, ia dan sejumlah personel lainnya menangkap AS sekira pukul 16.00 WIB di rumah AS yang terletak di Desa Karanggan, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.

Dari tangan AS polisi mendapatkan 20 gram kokain.

Yuni dan anggota polisi lainnya kemudian mengembangkan lagi kasus ini.

Mereka akhirnya bisa meringkus YA di dekat sebuah minimarket di wilayah Gunung Putri, Kabupaten Bogor, sekira pukul 20.00 WIB.

Harga dari kokain tersebut dikatakan Yuni ialah Rp 50 juta.

Ia mengatakan bahwa kokain merupakan jenis narkotika kelas atas (high class).

Indikasi awalnya, bahwa kokain tersebut akan diedarkan di wilayah Gunung Putri karena banyaknya vila di daerah tersebut.

"Tapi karena ini narkotika kelas atas dan mahal, maka hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mengonsumsi. Ternyata di wilayah Jabar ada transaksi kokain, selama ini tidak ada. Kami masih melakukan pengembangan, pengakuan pelaku bahwa barang tersebut berasal dari Jakarta," katanya.

Saat melakukan penangkapan, Yuni mengatakan timnya mendapat perlawanan secara fisik, tapi prinsipnya, mereka tidak ingin targetnya lepas.

"Ya, biasalah, namanya juga orang, ya, tidak mau ditangkap, tapi kami tidak mau melepas target," katanya.

Kepada Tribun beberapa waktu lalu saat masih menjabat sebagai Kapolsek Bojongloa Kidul Kompol Yuni Purwanti mengisahkan beberapa proses penangkapan yang dilakukan.

Misalnya ketika ia menjadi Kasat Reserse Narkoba di Polres Bogor.

Wanita kelahiran Porong, Sidoarjo, 23 Juni 1971 ini kerap kali mengecohkan para incaran pelakunya.

Penampilan yang nyentrik, membuat ibu dua anak ini tidak mudah dikenali, apalagi oleh para pelaku narkoba.

"Aku kan memang pakaiannya seperti ini, pakai kaos, celana levis bolong, sepatu converse," kata wanita berwajah cantik ini di laman Tribunnewsbogor.com.

Anak ketiga dari AKBP Sumardi (alm), pensiunan Secapa Polri ini, telah menorehkan prestasi yang cukup baik selama menjabat sebagai Kasat Narkoba.

Sepanjang 2015 saja, AKP Yuni telah mengungkap 137 kasus, dengan barang bukti 5 ton ganja, 2 kilogram sabu, 25 butir ekstasi, dan 2 gram heroin.

Menurutnya, dengan 30 anggota yang dimilikinya saat ini, sama sekali tidak menghalanginya untuk tetap memberantas peredaran narkoba di Kabupaten Bogor.

"Dibuat enjoy saja, walau tidak pulang, niat kami memberi yang terbaik untuk Polres Bogor, niat tanggung jawab dan keikhlasan bekerja," kata Polwan angkatan 1989 itu.

Walau begitu, sebagai perempuan yang memimpin satuan dan menjaga keluarga, Yuni pun sering berkelahi.

Malah, wanita berparas cantik ini juga sering bertransaksi dengan para bandar narkoba.

"Sering ketemu berdua, pas barangnya sudah dikeluarin langsung kami lakukan penangkapan, sering sekali gontok-gontokan kaya petinju, sampai masuk got malah," ujarnya

Surat Edaran AHY, Ketua Umum Partai Demokrat

Jakarta, 17 Februari 2021
Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Yang saya cintai dan banggakan: segenap jajaran Pimpinan dan pengurus DPP; Para Ketua DPD, DPC, PAC, Ranting; Para Pimpinan dan anggota Fraksi-PD (DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota); Para Pimpinan dan pengurus Organisasi Sayap; serta seluruh kader Partai Demokrat dimana pun berada,
Saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya atas soliditas, kesetiaan dan kebulatan tekad dari seluruh kader, yang tetap menjaga kedaulatan, kehormatan, dan eksistensi Partai Demokrat yang kita cintai bersama.
Saya terus memantau dan menerima laporan dari para kader tentang Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) secara ilegal dan inkonstitusional; yang masih saja berupaya untuk melakukan pemberontakan dan pengkhianatan hingga saat ini. 
Polanya kuno. Pertama, berupaya untuk mempengaruhi para pemilik suara. Tidak berhasil, mereka mencoba mempengaruhi pengurus DPD dan DPC. Tidak berhasil, mereka mencoba mempengaruhi mantan Pengurus yang kecewa, dan mengklaim bahwa itu merepresentasikan pemilik suara. Kedua, berupaya mencoba mempengaruhi kita semua dengan mengklaim telah berhasil mengumpulkan suara sekian puluh bahkan sekian ratus suara; padahal itu hoax dan tipuan belaka. 
Kemudian, mereka juga menggunakan alasan KLB karena faktor internal, padahal persoalannya adalah eksternal: yakni kelompok ini sangat menginginkan Seseorang sebagai Capres 2024 dengan jalan menjadi Ketua Umum PD melalui KLB. 
Terhadap hal itu, saya sudah mendapatkan sinyal bahwa Bapak Presiden tidak tahu menahu ttg keterlibatan salah satu bawahannya itu. Ini hanya akal-akalan kelompok GPK-PD untuk menakut-nakuti para kader. Hubungan Pak SBY dan Pak Jokowi cukup baik. Tapi kelompok ini berusaha memecah belah hubungan yang telah terjalin dengan baik itu.
Terhadap persoalan-persoalan yang terjadi ditubuh organisasi kita, itu wajar terjadi. Semua organisasi pasti punya masalah. Tetapi masih bisa kita tangani dan pasti ada solusinya. Saya sejak hari ini sudah keliling kembali ke DPC-DPC di daerah-daerah untuk memastikan persoalan-persoalan antara hubungan DPP-DPD-DPC berjalan dengan baik. Saya paham, seringkali DPC kangen untuk bertemu Ketumnya dan menyampaikan persoalannya secara langsung.
Selanjutnya, sebagai bentuk kewaspadaan kita, para pelaku GPK-PD telah membaca AD ART yang telah kita sepakati bersama dan telah disahkan oleh Kemenkumham serta didaftarkan dalam Lembaran Negara, bahwa syarat untuk dilaksanakannya Kongres Luar Biasa (KLB) harus mendapatkan persetujuan Ketua Majelis Tinggi Partai (MTP). Kini, mereka menyiarkan berita bohong bahwa Pak SBY selaku Ketua MTP merestui gerakan mereka; itu tidak benar. Hoax dan fitnah. Bapak SBY berada di belakang kita semua, para pemilik suara yang sah. 
Sesuai dengan surat yang pernah beliau tulis dan kirimkan kepada para Ketua DPD, DPC dan Seluruh Kader, pada tanggal 5 Januari 2021, Bapak SBY justru memberikan dukungan penuh kepada kepemimpinan PD (Ketum AHY dan seluruh jajarannya) sesuai hasil Kongres V PD tanggal 15 Maret 2020, yang sah. Dalam surat itu, beliau juga mengingatkan untuk tidak adanya matahari kembar dalam kepemimpinan Partai Demokrat.
Sedangkan, dalam menghadapi GPK-PD, beliau menitipkan pesan dan amanah kepada kita: agar kita kuat, karena yang kuat dan solid akan menang.
Saya mengajak semua: Jangan nodai partai yang kita cintai ini dengan para pengkhianat. Dalam bentuk apapun, pengkhianat tidak bisa diterima kehadirannya ditengah organisasi manapun. Sekali di cap pengkhianat, sulit untuk mengembalikan kepercayaan itu, seumur hidup kita.
Saya yakin dan percaya kita bukanlah pengkhianat. Tetapi hal itu saja tidak cukup untuk membuat partai ini bangkit dan besar lagi. Maka, selain tidak menjadi pengkhianat, kita juga harus melawan para pengkhianat-pengkhianat itu. Itulah sejatinya jiwa seorang Patriot; pembela kebenaran dan keadilan, untuk menegakkan aturan dan hukum yang berlaku secara konstitusional.
Untuk itu, saya instruksikan kepada segenap jajaran Pimpinan dan pengurus DPP; Para Ketua DPD, DPC, PAC, Ranting; Para Pimpinan dan anggota Fraksi-PD (DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota); Para Pimpinan dan pengurus Organisasi Sayap; serta seluruh kader Partai Demokrat dimana pun berada; mari kita Lawan; Cegah, Tangkal, dan Hadapi para pelaku GPK-PD dengan keberanian seorang Patriot. 
Persoalan GPK-PD ini bukan sekedar persoalan internal. Kita solid, tetapi faktor eksternal yang terlibat juga bukan sekedar berita bohong, karena telah dibuktikan dengan data dan fakta. Persoalan GPK-PD juga bukan hanya persoalan Ketum dan DPP PD semata, tetapi juga menyangkut kita semua; menyangkut posisi dan eksistensi para pimpinan dan pengurus DPD, DPC, PAC, Ranting, para pimpinan dan anggota Fraksi-PD, para pimpinan dan pengurus Organisasi Sayap, serta seluruh kader Partai Demokrat.
Kita, dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Besar, menyambut gembira hasil berbagai survei nasional yang menunjukkan tren kenaikan elektabilitas partai kita, yang mencapai dua digit dan berada di urutan tiga besar. Kita juga bersyukur perolehan hasil Pilkada 2020 melebihi dari target yang kita tetapkan. Keberhasilan ini merupakan kerja keras seluruh kader, dengan berkah dan rahmat Tuhan Yang Maha Besar. Mari kita tingkatkan dengan kerja keras dan soliditas kader.
Akhirnya, saya juga memberikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada segenap jajaran pimpinan dan pengurus DPP; Para Ketua DPD, DPC, PAC, Ranting; Para Pimpinan dan anggota Fraksi-PD (DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota); Para Pimpinan dan pengurus Organisasi Sayap; serta seluruh kader Partai Demokrat dimana pun berada; yang telah memberikan pernyataan terbuka terkait kesetiaan terhadap Kepemimpinan Ketum AHY serta kesiapan dan keberanian untuk melawan para pelaku GPK-PD; dalam bentuk video, photo, pernyataan pers dan bentuk lainnya, serta mempublikasikannya baik di media massa maupun di media sosial. Saya yakin deklarasi terbuka seperti ini makin menguatkan soliditas kader satu sama lain. Sehingga kita yakin benar, siapa saja yang benar-benar setia, solid, dan bulat tekadnya untuk terus membesarkan partai ini di bawah kepemimpinan Ketum AHY, hasil Kongres V PD 2020 yang sah dan telah mendapatkan pengesahan dari Pemerintah.
Terima kasih.
Bersama Kita Kuat, Bersatu Kita Bangkit.
Tuhan Beserta Kita.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
Salam,
Ketum AHY

Penggila Bola Hambur Uang apa yang di dapat

Penggila Bola Keluarkan Uang Milyaran Untuk Sepakbola, Lalu Dapat Apa? 
------------------
Sejarah sepakbola dunia penuh dinamika. Termasuk di Indonesia. Ketika Kroasia merdeka dari Yugoslavia pada 1991, semua orang termasuk para politisi ramai-ramai "memanfaatkan kekuatan sepakbola" untuk mencapai ambisinya bahkan untuk menjadi presiden. Masih ingat tingkahpola presiden wanita Kroasia, Kolinda Grabar, yg jingkrak2 saat menyaksikan penampilan apik Luca Modrik dan kawan2 di piala dunia Rusia 2018? Ya, Kolinda adalah salah-satu presiden Kroasia yg berhasil memanfaatkan pesona "kekuatan sepakbola" di negaranya. Tidak terkecuali presiden Kroasia saat ini, Zoran Milanovic. Karena itu tidak sulit bagi seorang bintang sekelas Davor Suker, mengalahkan rivalnya untuk menjadi presiden federasi sepakbola Kroasia (HNS) pada 2012. Setelah sukses luar biasa melambungkan nama AC Milan ke seantero dunia, sang pemilik Silvio Berlusconi lantas mendirikan partai Forza Italia yg mengantarnya jadi Perdana Menteri Italia dua kali. Berlusconi dikenal pandai memanfaatkan kebesaran nama AC Milan untuk membesarkan bisnisnya di bidang media dan property. Artinya sepakbola adalah arena yg sangat mempesona dan menguntungkan bagi siapa saja yg pandai dan lihai memanfaatkannya. Di berbagai belahan dunia, sepakbola cenderung dimanfaatkan untuk kepentingan politik. Masih ingat bintang AC Milan yg merupakan pemain Afrika pertama menjadi pemain terbaik dunia 1995, George Weah? Sejak 2018 dia terpilih menjadi presiden Liberia. Weah hanyalah seorang anak miskin yg besar di perkampungan kumuh di ibukota Liberia, Monrovia. Tapi kesuksesannya di sepakbola menghantarnya jadi orang nomor satu di negaranya. Banyak mantan pemain dan penggiat sepakbola yg sukses di bidang politik bahkan bisnis. Banyak klub liga satu di Indonesia yg sudah bermain di bursa saham utk menggalang dana. Jadi pada akhirnya kembali lagi, siapa yg pandai dan lihai "memanfaatkan kekuatan sepakbola" dialah yg akan mendapatkan sesuatu. Entah jabatan, kehormatan, kebanggaan ataupun uang.

Nasib Wabendum PKB di ujung tanduk

Pro Rakyat.com 
Politik Daerah 

Nasib Wabendum PKB Diujung Tanduk

TERNATE--Kabar tak sedap tengah menerpa Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Salah satu petinggi partai politik (parpol) itu tersandung perkara di pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2020.

Adalah Usman Sidik, Wakil Bendahara Umum (Wabendum) PKB, yang tak diakui keabsahan ijazahnya. Usman Sidik mendaftar sebagai bakal calon bupati di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Halmahera Selatan (Halsel), di Provinsi Maluku Utara (Malut).

Sialnya, Usman Sidik diketahui warga di sana tak pernah mengeyam bangku pendidikan di sekolah menengah atas. Borok Usman Sidik lantas terbongkar di publik. Polemik soal ijazah SMA bodong yang digunakan Sidik menggelinding  bak bola salju.

Yang jadi soal, bukannya legowo untuk mundur, anak buah Muhaimin Iskandar ini justru kukuh terus maju. Melalui timnya, Sidik meminta Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Ternate, Nursany Samaun, menggelar konferensi pers. Nursany Samaun membuat publik geger dengan pernyataannya yang membela Sidik.

Bagai gayung bersambut, Usman Sidik dan Nursany Samaun lantas dikecam. Persoalan ini kemudian dilaporkan masyarakat ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Malut. Tanpa ba-bi-bu, Nursany Samaun dicopot dari jabatan Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah. Dia dikembalikan ke Disdikbud untuk pembinaan.

Dinonaktifkannya Nursany Samaun sempat menuai pro kontra. Tim sukses Usman Sidik tentu dibarisan pro Samaun. Sidik tak tanggung-tanggung melancarkan serangan terhadap pihak Disdikbud Provinsi. Sampai-sampai Kepala Disdikbud Provinsi dipolisikan tim hukum Sidik. Upaya fungsionaris PKB ini tak ubahnya menabrak beton baja nan tebal. Usaha tim hukumnya sia-sia.  

Usai gagal mempertahankan citranya menyusul dicopotnya Nursany Samaun sebagai kepala sekolah, kini, Usman Sidik harus berhadapan dengan alumni SMA Muhammadiyah. Sejumlah alumni SMA Muhammadiyah mulai angkat bicara. 

Demi citra baik almamaternya, seluruh alumni SMA Muhammadiyah Ternate akan menggelar silaturrahim akbar. Gagasan temu alumni seluruh angkatan ini muncul akibat beredarnya isu ijazah Usman Sidik. "Ini dilakukan semata-mata untuk memulihkan nama baik SMA Muhammadiyah yang dalam beberapa pekan terakhir terseret dalam politik praktis," kata Abdullah Adam, pemrakarsa silaturrahim akbar alumni SMA Muhammadiyah seluruh angkatan, Kamis (17/9), kepada Pewarta Satu. 

Setali tiga uang dengan Abdullah Adam, Abujan Abdul Latif, justru lebih garing. Abujan Abdul Latif menyayangkan sepak terjang yang dilakukan Nursany Samaun. Dia kecewa dengan sikap Nursany Samaun yang tampil ke publik membawa nama almamater demi kepentingan politik.

Abujan Abdul Latif yang General Manajer PT. Nusa Halmahera Mineral ini tak habis pikir dengan tindak-tanduk sang kepala sekolah yang dipecat, itu. Terlebih lagi, ijazah Abujan Abdul Latif turut dijadikan sebagai data pembanding oleh Nursany Samaun.

Sialnya, Nursany Samaun seakan membuka aibnya sendiri. Ijazah Usman Sidik dan ijazah Abujan Abdul Latif berbeda. Meski di ijazah keduanya tertulis tahun yang sama (1992), namun ada kejanggalan di kode OB dan OC. Ijazah Latif berkode OB, sedangkan punya Sidik yakni OC.

"Sepengetahuan saya, semua ijazah yang dipakai oleh seluruh SMA di Indonesia yang tamat tahun 1992, termasuk SMA yang ada di Maluku Utara, khususnya SMA yang ada di kota Ternate, di zaman  tersebut berkode OB dan bukan OC," tutur Abujan Abdul Latif via rilisnya yang dikirim ke redaksi Pewarta Satu, Kamis (17/9).

Walau berbeda versi namun Nursany Samaun tetap menyatakan baik ijazah Latif maupun Sidik sama-sama asli. Abujan Abdul Latif tentu tak terima baik atas pernyataan Samaun itu. Bagi Latif, tak mungkin berbeda versi lalu keduanya dianggap sah. Artinya, salah satunya pasti palsu.

Latif yang mantan Sekretaris OSIS SMA Muhammadiyah itu, juga sesalkan pernyataan salah satu simpatisan Usman Sidik di media YouTube. Simpatisan yang diketahui bernama Sukur Mandar itu menyatakan bahwa dalam setahun diterbitkan dua blanko ijazah dengan kode berbeda.

Menurut Abujan Abdul Latif, persoalan tersebut akan ditindaklajutinya ke Peruri. Peruri adalah perusahaan BUMN yang mencetak salah satunya blanko ijazah. Latif akan berkoordinasi dengan pihak Peruri terkait hal ini. "Sungguh aneh apabila Peruri menerbitkan blanko ijazah di tahun yang sama dengan dua versi," tegas Abujan Abdul Latif.

Rencananya, dalam waktu dekat Latif akan menyambangi Peruri untuk mempertanyakan hal tersebut. Bila masalah ini terkuak, maka harapan Usman Sidik untuk menjadi bakal calon Bupati Halsel bakal pupus. Kini, nasib Wabendum PKB itu bagai telur diujung tanduk. ('Alwy)

SI BUNG TELAH PERGI

Abdul Gafur Tengku Idris,  Tokoh Enam Jaman, Pencetus Kata Menpora
------------
Jumat, 4 September 2020, Indonesia kembali kehilangan seorang tokoh lintas enam jaman.  Mayor (TNI-AU) Purn. dr. Abdul Gafur Tengku Idris yang lahir di Patani, Halmahera Tengah, Maluku Utara, 20 Juni 1939, meninggal dunia di RS Gatot Soebroto Jakarta. Abdul Gafur satu dari sedikit tokoh nasional yang hidupnya melintasi enam jaman. Yaitu jaman penjajahan Belanda, pendudukan Jepang, demokrasi liberal, demokrasi terpimpin (orde lama), demokrasi Pancasila (orde baru), dan reformasi. Dikenal sebagai aktifis pelajar dan mahasiswa pada jamannya, Gafur juga adalah satu dari sedikit tokoh nasional yang pernah menduduki berbagai jabatan. Menjadi Menteri Muda Urusan Pemuda (1978-1983), Menteri Pemuda dan Olahraga (1983-1988). "Istilah Menpora adalah kata singkatan dari saya dan terus dipakai sampai sekarang," katanya dalam wawancara dengan wartawan. Dia juga yang memperkenalkan slogan nasional: Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat. Selain petinggi Golkar, Gafur juga pernah menjadi anggota DPR-RI dan wakil ketua MPR-RI. Dia pernah menjadi Wakil Presiden Dewan Pemuda Dunia (1972-1976). Pada masa beliau jadi Menpora-lah Indonesia menorehkan tinta emas sebagai juara dunia tinju profesional pertamakali melalaui kehebatan si anak Saparua, Ellyas Pical, 1985. Kala itu Gafur berulangkali menyatakan kebanggaanya pada Ellyas Pical. Gafur juga pernah mencalonkan diri menjadi gubernur Maluku Utara. Bukunya yang terkenal adalah "Abdul Gafur, Zamrud Halmahera". Gafur menikah dengan pengusaha nasional, Kemala Motik. Selamat jalan Bung Gafur. (Tommy Rusihan Arief)

ANTARA GIBRAN JOKOWI DAN AHY

Saya dapat copas inj, mungkin kader PD bisa meresponsenya.


GIBRAN BIKIN DEMOKRAT TERLIHAT MENYEDIHKAN

Majunya Gibran di Pilkada Solo, bagi sebagian orang agak mengejutkan. Karena PDIP yang dianggap kaku dalam hal hirarki politik, senioritas, biasanya akan memprioritaskan kadernya sendiri, atau orang yang lebih dulu bergabung dengan partai dan sudah melakukan sesuatu. Sementara Gibran, baru. Baru mendaftar jadi kader, dan belum menjalani sekolah kader.

Tapi bagi saya, pengumuman pencalonan Gibran sebagai Walikota Solo hanya sebuah konfirmasi. Di saat DPC Solo sudah mengusulkan calon Purnomo-Teguh, dan menutup pintu bagi Gibran untuk maju di Pilkada, saya malah menulis PDIP pasti mencalonkan Gibran. 

Bisa dilihat di artikel 8 Oktober 2019 dengan judul: PDIP Pasti Usung Gibran Sebagai Calon Walikota Solo.

Jadi kalau hari ini masih ada yang bertanya kenapa PDIP mencalonkan Gibran, saya sudah menjawabnya tahun lalu.

Sebenarnya saya ingin merayakan dan menuliskan ini saat pengumuman. Tapi karena waktu itu masih di perjalanan, jadi tak sempat menulis dengan tenang.

Yang paling terusik dengan pencalonan Gibran jelas adalah Demokrat. Meskipun di Solo mereka menyatakan berkoalisi. Sebenarnya bukan karena benar-benar mendukung, tapi emang Demokrat tidak bisa berbuat apa-apa. 

Demokrat di Solo hanya tim hore, partai degradasi yang tak punya kursi. Senasib dengan PPP dan Hanura. Demokrat bahkan kalah dengan partai baru PSI, punya 1 kursi. Jadi kalau mereka mengklaim sudah mendapat restu SBY untuk mendukung Gibran, sebenarnya tidak ada pengaruhnya. Apa yang bisa diharapkan dari partai tanpa kursi?

PDIP dan Demokrat punya sejarah panjang. Dari kudatuli hingga lebaran kuda. Maka kini ketika Gibran dicalonkan sebagai Walikota Solo, ini bukan sekedar urusan menang kalah di Pilkada. Ini tentang pelajaran demokrasi dan politik dari PDIP pada Demokrat. Pelajaran yang mungkin akan terasa sangat menyinggung.

Gibran menjadi sebuah contoh sempurna dalam proses dan karir politik. Tidak mentang-mentang anak Presiden dua periode, lalu langsung mau maju di Pilkada Jakarta. Gibran mau menjalani prosesnya. Benar-benar dari awal, dari tingkat kota. 

Bandingkan dengan AHY. Kalah di Pilkada Jakarta pada putaran pertama, malah sekarang dipilih menjadi ketua umum partai. Orang kalah kok disuruh jadi ketum?

Saya yakin, sebagian besar kader Demokrat pasti sedang menatap kosong melihat kegigihan Gibran. Sebaliknya, malu melihat kondisi partainya yang dipimpin oleh AHY, tanpa pengalaman politik dan tanpa jenjang karir. Tiba-tiba mundur dari TNI, tiba-tiba jadi Calon Gubernur di Pilkada DKI, setelah kalah kok tiba-tiba jadi ketum. Lebih ajaib dari kerang ajaib spongebob.
Di mata Demokrat, Gibran menang atau kalah, dia sudah memberikan pelajaran yang menyakitkan. Tentang proses dan kemauan untuk memulai dari bawah. Dua sikap yang tak dimiliki oleh ketum Demokrat saat ini.

Selain itu, saya masih ingat betul bagaimana orang-orang Demokrat begitu membanggakan SBY. Presiden dua periode hasil pemilu era demokrasi. Sambil berpikir pencapaian itu akan sulit diulangi oleh siapapun. 

Tapi kini, Jokowi dari sipil dan dulu diyakini hanya akan bertahan setahun, malah terpilih dua periode. Euforia kebanggan pada SBY sudah luntur. Klaim SBY yang mengatakan rakyat masih menginginkan dirinya maju lagi di Pilpres, dijawab dengan telak dengan kekalahan AHY di Jakarta, bahkan di putaran pertama. Telak dan jauh sekali.

Sementara Jokowi masih belum. Gibran baru akan berlaga. Jika menang di Solo, itu akan jadi penanda betapa warga sangat mengidolakan Jokowi. Sehingga percaya dan memilih anaknya sebagai pemimpin. Tapi jikapun kalah, Gibran sudah bersedia menjalani prosesnya dari bawah. Dan sekali lagi, itu tidak pernah bisa dilakukan oleh AHY. 

Gibran sedang menjalani kenyataan. Kalau menang dia akan melanjutkan karirnya, naik ke Gubernur dan mungkin Presiden. Tapi kalau kalah, mungkin akan kembali fokus pada bisnisnya atau mencoba lagi di Pilkada selanjutnya.

Sementara AHY sedang menempuh jalan ninja. Kalah di Pilkada DKI, kini jadi ketua umum partai Demokrat. Selanjutnya bermimpi jadi Capres atau Wapres. Agak tak masuk akal memang. Kalah di Pilkada Jakarta kok berharap menang di Pilpres? hahaha

Walau bagaimanapun, AHY tetaplah ketum partai. Di tangannya, dia bisa merekomendasikan dirinya sendiri sebagai Calon Presiden 2024 mendatang. Tak ada urusan dengan logika dan hitung-hitungan, sebab Demokrat punya hitungannya sendiri. Begitulah kura-kura. https://seword.com/politik/gibran-bikin-demokrat-terlihat-menyedihkan-22JqsDDVEk

Langkah orang baik dan penghibur  itu sudah terhenti dan pergi meninggalkan kita semua. Innalillahi wainnaillahi rojiun.