Slider

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

Recent Tube

POLITIK

NASIONAL

DUNIA

DAERAH

Sports

GALLERY

» » By Design atau Sulit Membuang Benci


By Design atau Sulit Membuang Benci?

Pro Rakyat Online 
Indonesia kembali menyimpan berbagai persoalan. Salah satunya stabilitas keamanan mulai dipertanyakan orang.Nyali polisi kembali jadi taruhan.  

Bagaimana tidak?  beberapa isu kekerasan kepada tokoh ataupun elemen berbagai agama muncul kembali di permukaan. Dan anehnya lagi kejadian satu ke kejadian lainnya jaraknya sangat berdekatan.

Berdebatan pun muncul "by design" kah ataupun memang beberapa individu bangsa kita sulit untuk membuang benci. "Ini adalah masalah besar. Negara harus hadir secepatnya. Ungkap dan lawan,"ujar Hinca Pandjaitan, Sekjen Partai Demokrat.

Hinca dan banyak kalangan patut mengatakan hal itu. PasalnyaAspek terpenting dalam pembangunan, adalah stabilitas. Gangguan stabilitas paling berbahaya itu perang proxi dan perang asimetris. 

Pasca 98, gangguan itu muncul di banyak tempat termasuk di Sampit bahkan di Ambon (Maluku) dan Ternate dan Tobelo di Maluku Utara.

Kini muncul lagi gejalanya. Setelah ustadz dan biksu diserang, berikut giliran pendeta mendapat kekerasan yang sama. 

Targetnya, bisa jadi masyarakat yang pro dan kontra meletus. "Jadi waspadalah, jangan mau di adu domba," himbau Hinca Pandjaitan.

Menyerang orang-orang lagi berdoa di dalam rumah Tuhan adalah kejahatan atas kemanusian. Orang-orang membiarkan terus penyerangan seperti itu adalah para pelaku kejahatan atas kemanusian  yang sesungguhnya. 

Bayangkan kejamnya anak buah salah satu ormas Islam melakukan demo terhadap salah satu umat beragama Budha di Tangerang tepatnya di Legok Tangerang dipaksa meninggalkan tempat ibadah.

Dibawah tekanan dan paksaan dari pendemo harus menandatangani surat pernyataan. Padahal lazimnya seseorang menandatangani surat pernyataan, biasanya ada kalimat tidak dalam penekanan oleh siapapun juga. 

Aparat harus bertindak sebelum manusia-manusia radikal ini menguasai daerah-daerah yang warganya notabene bukan muslim.

Di Jawabarat bahkan tiga kali terjadi teror, dibarengi dengan pemukulan dan penuskan tehadap tokoh agama Islam (Kiyai). 

Di Sleman Yogyakarta juga pada hari minggu lalu terjadi tindakan brutal di sebuah Gereja Katolik mengakibatkan seorang romo, roboh di mimbar dan umatnya berantakan menyelematkan diri. 

Bangsa Indonesia cinta damai bukan perang seperti cuitan sahabat saya yang juga seorang wartawan senior, Abihasan Santoso. 

Menurutnya, sudah seharusnya Presiden Jokowi membuat statemen,:"ini negeriku. Ini tumpah darahku. Tak akan aku biarkan bila ada orang yang mengajak perang untuk mengusik ketenangan dan kedamaian rakyat Indonesia yang hidup bersatu dalam keberagaman"

Aparat kepolisian sudah bertindak cepat oknum-oknum pelaku itu sudah dilumpuhkan. Tapi kenapa masih saja ada tundingan seolah-olah ini semua by desaign?

Lalu siapa dalang dibelakang ini semua? Ya kita doakan polisi secepatnya mengungkap secara tuntas semua mesteri ini. (TRA)        

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply